Site icon UnpriEdu

Bangun Kebiasaan Konsumsi Berita Sehat

Bangun

Di era digital saat ini, informasi mengalir begitu cepat dan mudah diakses. Namun, derasnya arus berita sering kali membuat masyarakat kesulitan membedakan mana informasi yang benar, setengah benar, atau bahkan menyesatkan.
Untuk itu, membangun kebiasaan konsumsi berita yang sehat menjadi langkah awal penting dalam meningkatkan literasi digital dan menjaga kejernihan berpikir di tengah banjir informasi.

Artikel ini membahas tahap pertama dalam membangun kebiasaan dasar membaca berita: bagaimana menanamkan rutinitas, memilih sumber kredibel, dan menggunakan teknologi secara bijak agar aktivitas membaca berita menjadi produktif dan bermanfaat.

1. Tetapkan Waktu Khusus untuk Membaca Berita

Langkah pertama dalam membangun kebiasaan membaca berita adalah menetapkan waktu khusus setiap hari.
Seperti halnya olahraga atau sarapan, membaca berita pun sebaiknya menjadi bagian dari rutinitas harian. Anda bisa memilih waktu pagi sebelum beraktivitas, saat istirahat makan siang, atau malam hari sebelum tidur.

Kuncinya adalah konsistensi.
Mulailah dari waktu singkat — sekitar 10–15 menit per hari — untuk membaca atau mendengarkan berita. Dengan kebiasaan yang konsisten, Anda akan mulai merasa “ada yang kurang” jika tidak mengikuti perkembangan informasi terbaru.

Riset menunjukkan bahwa kebiasaan yang dilakukan secara rutin selama 21 hari berturut-turut akan membentuk pola perilaku baru secara permanen.
Jadi, jika Anda ingin menjadi pembaca berita yang kritis dan cerdas, langkah kecil seperti ini bisa menjadi pondasi yang kuat.

2. Pilih Sumber Berita yang Kredibel dan Terverifikasi

Dalam lautan informasi digital, tidak semua sumber dapat dipercaya.
Oleh karena itu, penting untuk memilih media berita yang sudah memiliki reputasi dan akuntabilitas tinggi.
Beberapa indikator kredibilitas media antara lain:

Hindari berita dari situs anonim atau yang sering kali memancing emosi tanpa dasar fakta.
Selain itu, biasakan untuk melakukan perbandingan antar sumber. Misalnya, ketika ada berita politik, cek laporan dari dua atau tiga media berbeda agar mendapatkan perspektif yang lebih seimbang.

Langkah ini tidak hanya meningkatkan pemahaman, tetapi juga mengurangi bias informasi yang kerap muncul akibat algoritma media sosial yang memfilter konten sesuai minat pengguna.

3. Manfaatkan Agregator Berita untuk Efisiensi Informasi

Bagi Anda yang ingin tetap terinformasi tanpa harus membuka banyak situs berita, aplikasi agregator berita seperti Google News bisa menjadi solusi ideal.
Platform ini bekerja dengan mengumpulkan berita dari berbagai media dan menampilkan rangkuman topik utama dalam satu tempat.

Keunggulan utama agregator berita adalah kemampuannya untuk:

Selain Google News, terdapat pula aplikasi lain seperti Flipboard, Feedly, dan Microsoft Start yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan pembaca.
Dengan mengatur preferensi topik sejak awal, Anda akan mendapatkan feed berita yang lebih relevan dan efisien.

Namun, penting diingat bahwa agregator hanya alat bantu. Anda tetap perlu membaca sumber asli berita tersebut untuk memastikan konteks dan validitas informasinya tidak berubah.

4. Disiplin dalam Menyaring Informasi

Membangun kebiasaan membaca berita bukan hanya soal rutinitas, tetapi juga kemampuan menyaring informasi secara kritis.
Jangan menelan mentah-mentah setiap berita yang lewat di beranda media sosial Anda.

Gunakan prinsip S-A-T-U sebelum mempercayai atau membagikan informasi:

Langkah sederhana ini membantu Anda tidak menjadi bagian dari rantai penyebaran hoaks, yang sayangnya masih marak di berbagai platform digital.

5. Gunakan Waktu Membaca untuk Refleksi

Kebiasaan membaca berita yang baik tidak berhenti pada mengetahui “apa yang terjadi”, tetapi juga mendorong pemikiran kritis: mengapa hal itu terjadi, siapa yang terlibat, dan apa dampaknya bagi masyarakat.

Luangkan beberapa menit setelah membaca untuk merenungkan informasi tersebut.
Apakah berita itu relevan dengan bidang Anda? Apakah ada pelajaran yang bisa diambil?
Dengan cara ini, konsumsi berita menjadi aktivitas yang memperkaya wawasan, bukan sekadar rutinitas pasif.

6. Beralih ke Sumber Audio dan Visual Jika Diperlukan

Bagi Anda yang sibuk dan sulit meluangkan waktu untuk membaca teks panjang, tidak ada salahnya beralih ke format berita audio atau video.
Podcast berita harian, seperti “BBC Global News Podcast” atau “KBR Prime”, bisa menjadi alternatif praktis saat beraktivitas.

Begitu pula dengan saluran berita visual di YouTube yang menyajikan ringkasan berita berdurasi singkat.
Dengan begitu, Anda tetap dapat mengikuti perkembangan dunia tanpa harus menatap layar teks terlalu lama.

7. Menjaga Keseimbangan dan Kesehatan Digital

Terakhir, penting untuk menjaga keseimbangan dalam konsumsi berita.
Terlalu banyak paparan informasi, terutama yang bernuansa negatif, bisa menimbulkan stres digital (doomscrolling).
Tentukan batas waktu harian dan hindari membaca berita menjelang tidur agar pikiran tetap tenang.

Selain itu, ikuti topik yang memberi inspirasi atau solusi, bukan hanya kontroversi. Dengan begitu, Anda bisa tetap terhubung dengan dunia tanpa kehilangan keseimbangan emosional.

Kesimpulan

Membangun kebiasaan dasar membaca berita bukan hal sulit, tetapi membutuhkan komitmen dan disiplin.
Dengan menetapkan waktu khusus, memilih sumber terpercaya, memanfaatkan agregator berita, dan berpikir kritis terhadap informasi yang diterima, Anda bisa menjadi pembaca yang cerdas, sadar, dan selektif.

Di tengah derasnya arus informasi, kemampuan memilah dan mengelola berita menjadi modal penting untuk bertahan di era digital.
Mulailah dari langkah kecil hari ini — beberapa menit membaca berita berkualitas bisa menjadi investasi besar untuk kecerdasan dan ketenangan Anda di masa depan.


Sumber Artikel : https://www.tempo.co/
Sumber Gambar : https://rri.co.id/

Exit mobile version