Pengajar Pontianak Raih Penghargaan UNESCO
Daftar Isi
Pontianak, Kalimantan Barat – Dunia pendidikan Indonesia kembali mencatatkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Seorang pengajar asal Pontianak berhasil meraih penghargaan bergengsi dari UNESCO berkat inovasinya dalam mengajarkan bahasa Inggris menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Inovasi ini tidak hanya meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak pendidik di seluruh dunia untuk lebih adaptif dalam menghadapi tantangan era digital.
Inovasi AI dalam Pembelajaran Bahasa
Pengajar yang meraih penghargaan ini mengembangkan metode pembelajaran bahasa Inggris berbasis AI untuk membantu siswa memahami materi secara lebih interaktif dan personal.
Alih-alih hanya mengandalkan buku teks dan metode tradisional, ia memanfaatkan aplikasi berbasis AI yang mampu menyesuaikan kurikulum dengan kemampuan masing-masing siswa. Dengan begitu, proses belajar menjadi lebih menyenangkan dan efektif.
Aplikasi AI tersebut mampu:
- Memberikan feedback real-time atas pengucapan siswa.
- Menyediakan latihan percakapan virtual seolah berbicara dengan penutur asli.
- Menganalisis kesalahan umum yang dilakukan siswa dan memberikan materi tambahan untuk mengatasinya.
Menurut sang pengajar, penggunaan AI bukan untuk menggantikan peran pengajar, melainkan sebagai alat bantu untuk memperkuat interaksi dan pengalaman belajar.
Pengakuan dari UNESCO
UNESCO menilai inovasi ini sebagai salah satu contoh sukses pemanfaatan teknologi dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Penghargaan ini diberikan dalam kategori Innovation in Education Technology pada ajang tahunan yang diikuti oleh ratusan nominasi dari berbagai negara.
Dalam keterangan resminya, UNESCO menyebutkan bahwa upaya sang pengajar tidak hanya berdampak positif bagi siswa di Pontianak, tetapi juga memiliki potensi untuk diadaptasi di negara-negara berkembang lain dengan tantangan serupa.
“Inovasi ini memperlihatkan bagaimana teknologi dapat digunakan secara cerdas untuk menjembatani kesenjangan pendidikan, terutama dalam penguasaan bahasa internasional,” demikian pernyataan UNESCO.
Perjalanan Panjang Menuju Prestasi
Keberhasilan ini bukanlah pencapaian yang instan. Pengajar tersebut mengaku memulai eksperimen kecil-kecilan sejak 2020, ketika pandemi COVID-19 memaksa pembelajaran beralih ke daring.
Kesulitan siswa dalam memahami pelajaran bahasa Inggris secara virtual mendorongnya untuk mencari solusi. Dari situlah muncul ide menggunakan AI untuk membantu proses belajar.
Dengan dukungan komunitas pendidikan lokal dan kolaborasi bersama startup teknologi, ia berhasil menciptakan metode yang kini mendapat pengakuan global.
Dampak Nyata Bagi Siswa
Sejumlah siswa yang mengikuti program pembelajaran AI ini mengaku lebih percaya diri dalam menggunakan bahasa Inggris, baik secara lisan maupun tulisan.
“Dulu saya sering kesulitan memahami grammar dan takut salah saat berbicara. Tapi dengan aplikasi AI ini, saya bisa berlatih kapan saja tanpa takut dihakimi,” ujar salah satu siswi SMA di Pontianak.
Orang tua siswa juga menyambut baik program ini karena memberikan hasil nyata dalam waktu relatif singkat. Selain itu, metode berbasis teknologi membuat siswa lebih antusias dalam belajar.
Indonesia dan Masa Depan EdTech
Kemenangan pengajar Pontianak ini menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan Educational Technology (EdTech). Dengan jumlah pelajar yang sangat besar dan tantangan pemerataan pendidikan, solusi berbasis teknologi bisa menjadi kunci transformasi pendidikan nasional.
Namun, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan:
- Akses internet yang belum merata di seluruh daerah.
- Keterampilan digital pengajar yang masih bervariasi.
- Biaya infrastruktur teknologi yang cukup tinggi.
Meski demikian, keberhasilan ini membuktikan bahwa dengan kreativitas dan komitmen, teknologi AI dapat membawa perubahan positif yang signifikan.
Reaksi Publik dan Pemerintah
Prestasi pengajar Pontianak ini mendapat apresiasi luas, baik dari masyarakat maupun pemerintah. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyatakan dukungannya untuk memperluas penerapan metode serupa di berbagai sekolah.
“Kami sangat bangga dan berkomitmen mendukung inovasi pendidikan yang memanfaatkan teknologi. Prestasi ini menjadi motivasi bagi Pengajar lain untuk terus berinovasi,” ujar perwakilan Kemendikbudristek.
Di media sosial, kabar ini juga ramai diperbincangkan. Banyak warganet yang merasa bangga sekaligus terinspirasi dengan pencapaian sang pengajar.
AI Sebagai Mitra, Bukan Pengganti
Dalam wawancara dengan media lokal, pengajar tersebut menekankan bahwa AI seharusnya dipandang sebagai mitra, bukan ancaman bagi pengajar.
“Teknologi memang canggih, tetapi tetap membutuhkan sentuhan manusia. Peran pengajar dalam memberikan motivasi, nilai moral, dan bimbingan tidak bisa digantikan AI. Justru AI membantu kita menjadi lebih efektif,” katanya.
Pernyataan ini sejalan dengan pandangan UNESCO yang menekankan pentingnya keseimbangan antara pemanfaatan teknologi dan interaksi manusia dalam pendidikan.
Kesimpulan
Prestasi pengajar Pontianak ini menjadi bukti bahwa inovasi dari level lokal bisa menggema hingga ke panggung dunia. Dengan memanfaatkan AI, ia tidak hanya meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Inggris di kelas, tetapi juga membuka jalan bagi transformasi pendidikan di Indonesia.
Penghargaan UNESCO ini bukan sekadar pengakuan terhadap satu individu, melainkan simbol dari potensi besar yang dimiliki dunia pendidikan Indonesia jika berani berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Dengan semangat kreatif dan pemanfaatan teknologi, para pendidik Indonesia memiliki peluang untuk membawa pendidikan nasional ke level global.
Sumber Artikel : https://www.detik.com/
Sumber Gambar : https://www.detik.com/