Site icon UnpriEdu

ITB Kenalkan Teknologi Sawit Baru

ITB

Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menunjukkan kiprahnya dalam riset dan inovasi dengan memperkenalkan sebuah teknologi revolusioner yang berpotensi besar mengubah wajah industri kelapa sawit nasional. Dalam ajang Konferensi Sains dan Teknologi Inovatif (KSTI) 2025, ITB resmi memperkenalkan teknologi baru yang mampu mengolah minyak sawit menjadi dua produk sekaligus: bahan bakar ramah lingkungan dan minyak makan berkelanjutan.

Langkah ini dinilai sebagai terobosan penting mengingat kelapa sawit selama ini kerap menjadi sorotan, baik sebagai komoditas ekspor unggulan Indonesia maupun karena isu lingkungan yang mengiringinya. Dengan adanya teknologi ini, ITB ingin menegaskan bahwa kelapa sawit dapat dikelola secara lebih bijak, efisien, dan berkelanjutan.

Teknologi Baru: Sawit Jadi Bahan Bakar dan Minyak Makan

Dalam presentasinya di KSTI 2025, tim peneliti ITB menjelaskan bahwa teknologi ini bekerja dengan sistem pemrosesan ganda. Proses ini memungkinkan minyak sawit mentah (CPO) diolah menjadi dua jalur produk:

  1. Bahan Bakar Nabati (Biofuel)
    Minyak sawit diolah dengan teknik katalisis khusus sehingga menghasilkan biodiesel berkualitas tinggi yang ramah lingkungan. Biodiesel ini diklaim memiliki efisiensi pembakaran lebih baik dan emisi lebih rendah dibandingkan biodiesel konvensional.
  2. Minyak Makan Berkelanjutan
    Proses pemurnian paralel memastikan kualitas minyak sawit tetap layak konsumsi untuk kebutuhan pangan. Dengan begitu, satu rantai produksi bisa menghasilkan energi sekaligus memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Pendekatan “dual purpose processing” ini bukan hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga mengurangi limbah industri, sehingga memberi nilai tambah lebih besar pada setiap ton minyak sawit yang diproduksi.

Dampak Bagi Energi dan Ketahanan Pangan

Kehadiran teknologi baru ini diperkirakan akan membawa dampak signifikan bagi dua sektor vital Indonesia:

Dukungan untuk Industri Sawit Nasional

Industri sawit selama ini kerap dikritik karena dianggap merusak lingkungan dan memicu deforestasi. Namun, ITB menekankan bahwa dengan inovasi teknologi ramah lingkungan, industri sawit justru bisa menjadi tulang punggung pembangunan berkelanjutan.

Melalui proses produksi yang lebih efisien, penggunaan lahan yang sudah ada bisa dimaksimalkan tanpa harus membuka perkebunan baru. Dengan begitu, isu deforestasi bisa ditekan sekaligus menjaga daya saing produk sawit Indonesia di pasar global.

Kolaborasi dengan Pemerintah dan Industri

Dalam kesempatan itu, ITB juga menyampaikan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan sektor industri. Teknologi ini tidak bisa berdiri sendiri, melainkan membutuhkan dukungan dalam bentuk regulasi, investasi, hingga insentif produksi.

Pemerintah diharapkan memberi dukungan melalui program energi terbarukan dan kebijakan industri pangan. Sementara itu, pelaku usaha sawit bisa menjadi mitra utama dalam mengimplementasikan teknologi ini di lapangan.

Potensi Pasar dan Peluang Global

Pasar internasional semakin menuntut produk yang ramah lingkungan. Uni Eropa, misalnya, sudah menerapkan standar ketat terkait impor biodiesel dan minyak sawit. Teknologi baru dari ITB ini berpotensi menjawab tantangan tersebut dengan menghadirkan produk yang sesuai standar keberlanjutan global.

Lebih dari itu, peluang pasar biodiesel diprediksi terus tumbuh. Laporan International Energy Agency (IEA) mencatat bahwa permintaan biofuel global akan meningkat hingga 25% dalam dekade mendatang. Indonesia, sebagai produsen kelapa sawit terbesar dunia, memiliki posisi strategis untuk memanfaatkan peluang ini.

Catatan Penutup

Perkenalan teknologi baru oleh ITB di KSTI 2025 menjadi tonggak penting dalam perjalanan riset dan inovasi Indonesia. Transformasi minyak sawit menjadi bahan bakar sekaligus minyak makan menunjukkan bahwa sains dan teknologi mampu memberikan solusi nyata untuk masalah energi dan pangan.

Jika diimplementasikan dengan tepat, teknologi ini bukan hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga memperkuat citra Indonesia sebagai pelopor energi terbarukan berbasis komoditas lokal. Dengan begitu, sawit bukan lagi sekadar komoditas kontroversial, melainkan simbol inovasi hijau yang mendukung keberlanjutan global.


Sumber Artikel : https://haisawit.co.id/
Sumber Gambar : https://haisawit.co.id/

Exit mobile version