Koding dan AI Masuk Kurikulum
Daftar Isi
Dunia pendidikan Indonesia memasuki babak baru. Mulai tahun ajaran 2025/2026, sekolah resmi diperbolehkan memasukkan mata pelajaran Koding dan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) ke dalam kurikulum. Kebijakan ini disambut antusias oleh banyak pihak karena dianggap sebagai langkah penting dalam mempersiapkan generasi muda menghadapi era digital.
Latar Belakang Keputusan
Keputusan ini diumumkan setelah serangkaian uji coba pembelajaran berbasis teknologi di sejumlah sekolah percontohan menunjukkan hasil positif. Kementerian Pendidikan menilai bahwa keterampilan koding dan pemahaman AI kini sama pentingnya dengan matematika dan bahasa dalam membentuk kompetensi siswa abad ke-21.
Pemerintah menyadari bahwa dunia kerja semakin membutuhkan tenaga yang mampu menguasai teknologi digital. Dengan memasukkan Koding dan AI sebagai mata pelajaran resmi, diharapkan lulusan sekolah di Indonesia dapat lebih kompetitif di pasar global.
Apa Itu Koding dan AI?
Koding atau pemrograman komputer adalah proses menulis instruksi agar komputer dapat menjalankan fungsi tertentu. Koding kini digunakan di hampir semua bidang, mulai dari aplikasi ponsel, sistem transportasi, hingga teknologi kesehatan.
Sementara itu, AI adalah teknologi yang memungkinkan mesin belajar dari data dan membuat keputusan cerdas. Kehadirannya kini sudah terasa dalam kehidupan sehari-hari, seperti fitur rekomendasi di e-commerce, chatbot layanan pelanggan, hingga sistem navigasi.
Dampak Positif bagi Siswa
Masuknya mata pelajaran Koding dan AI diyakini akan membawa sejumlah manfaat bagi siswa:
- Meningkatkan keterampilan berpikir logis – Siswa akan terbiasa menyusun solusi langkah demi langkah.
- Mendorong kreativitas – Koding melatih siswa menciptakan produk digital, mulai dari aplikasi sederhana hingga game edukasi.
- Mempersiapkan masa depan karier – Profesi di bidang teknologi diperkirakan terus meningkat dalam dekade mendatang.
- Memahami teknologi yang digunakan sehari-hari – Siswa tidak sekadar menjadi pengguna, tetapi juga pencipta.
- Mengasah problem solving – AI menantang siswa berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah berbasis data.
Tantangan Implementasi di Sekolah
Meski disambut positif, ada sejumlah tantangan yang perlu diatasi agar kebijakan ini berjalan efektif.
- Ketersediaan Pengajar kompeten – Banyak sekolah masih kekurangan tenaga pendidik yang memahami koding dan AI.
- Fasilitas terbatas – Tidak semua sekolah memiliki komputer atau koneksi internet memadai.
- Kesenjangan digital – Perbedaan antara sekolah di perkotaan dan pedesaan masih cukup lebar.
- Materi yang harus adaptif – Kurikulum harus terus diperbarui sesuai perkembangan teknologi.
Kementerian Pendidikan menyatakan akan menyiapkan program pelatihan pengajar dan dukungan infrastruktur agar tantangan ini bisa diminimalisir.
Reaksi Publik
Kebijakan ini mendapat sambutan beragam. Banyak orang tua menyambut baik karena melihat peluang masa depan anak-anaknya lebih terbuka. Namun, ada juga yang khawatir beban belajar siswa akan semakin berat.
Sejumlah praktisi pendidikan menekankan bahwa koding dan AI sebaiknya diajarkan dengan metode menyenangkan. Misalnya, menggunakan permainan edukatif, proyek kelompok, dan pendekatan berbasis tantangan, agar siswa tidak merasa terbebani.
Perspektif Global
Langkah Indonesia memasukkan Koding dan AI dalam kurikulum sejalan dengan tren global. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, dan Singapura sudah lebih dulu mengintegrasikan pelajaran teknologi digital sejak tingkat dasar.
Dengan kebijakan ini, Indonesia berupaya mengejar ketertinggalan dan memastikan generasi mudanya tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga inovator.
Harapan untuk Masa Depan
Pakar teknologi pendidikan menilai bahwa jika kebijakan ini diimplementasikan dengan baik, Indonesia bisa melahirkan talenta digital dalam jumlah besar. Hal ini penting untuk mendukung transformasi digital nasional yang sedang digencarkan pemerintah.
“Generasi yang akrab dengan koding dan AI sejak sekolah akan lebih siap menghadapi dunia kerja dan bahkan menciptakan lapangan kerja baru di bidang teknologi,” kata seorang pakar dari universitas ternama di Jakarta.
Selain itu, pembelajaran ini juga dapat melatih siswa untuk lebih peduli terhadap isu etika teknologi, seperti penggunaan AI yang bertanggung jawab dan perlindungan data pribadi.
Kesimpulan
Resminya Koding dan AI masuk dalam kurikulum sekolah tahun ajaran 2025/2026 menandai langkah besar bagi dunia pendidikan Indonesia. Meskipun tantangan masih ada, terutama dalam hal infrastruktur dan kesiapan pengajar, manfaat jangka panjang bagi siswa diyakini jauh lebih besar.
Kebijakan ini bukan hanya tentang menambah mata pelajaran baru, melainkan juga menyiapkan generasi muda Indonesia agar tidak tertinggal di era revolusi digital.
Sumber Artikel : https://www.detik.com/
Sumber Gambar : https://portaljtv.com/