Daftar Isi
- 1 Fokus pada Deep Learning
- 2 Coding dan AI: Mata Pelajaran Pilihan Baru
- 3 Cakupan Materi: Dari Scratch ke Python
- 4 Kebutuhan Implementasi di Lapangan
- 5 Dampak Jangka Panjang untuk Dunia Pendidikan
- 6 Tantangan dalam Penerapan
- 7 Reaksi Masyarakat dan Pakar Pendidikan
- 8 Penutup: Masa Depan Pendidikan Dimulai Hari Ini
Pemerintah melalui Permendikdasmen Nomor 13 Tahun 2025 resmi melakukan revisi besar dalam Kurikulum Nasional, tanpa menggantikan sepenuhnya Kurikulum 2013 maupun Kurikulum Merdeka. Tujuan utama pembaruan ini adalah menyiapkan generasi muda menghadapi era digital dan kecerdasan buatan (AI) melalui pendekatan deep learning dan integrasi teknologi dalam proses belajar-mengajar.
Revisi ini tidak hanya menyentuh aspek metodologis pembelajaran, tetapi juga menghadirkan mata pelajaran pilihan baru berupa Coding dan AI, yang akan diterapkan secara bertahap mulai tahun ajaran 2025/2026.
Fokus pada Deep Learning
Salah satu sorotan utama dari revisi kurikulum ini adalah penerapan pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning). Artinya, siswa didorong untuk tidak sekadar menghafal informasi, tetapi mampu:
- Memahami konsep secara menyeluruh,
- Berpikir kritis dan analitis,
- Merefleksikan pembelajaran dalam konteks kehidupan nyata.
Deep learning mengedepankan kualitas pemahaman, bukan kuantitas materi. Hal ini diyakini akan membantu siswa lebih siap menghadapi tantangan masa depan yang dinamis dan kompleks.
Coding dan AI: Mata Pelajaran Pilihan Baru
Untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman, pemerintah menyisipkan mata pelajaran pilihan berbasis teknologi mutakhir, yakni Coding dan Kecerdasan Buatan (AI). Penerapannya dilakukan secara bertahap sesuai tingkat pendidikan:
- Sekolah Dasar (SD): Kelas 5–6
- Sekolah Menengah Pertama (SMP): Kelas 7–9
- Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK): Kelas 10–12
Pelajaran ini tidak wajib, tetapi diberikan sebagai opsi yang terstruktur dan memiliki peta jalan kompetensi jelas, mulai dari pengenalan hingga penerapan proyek berbasis teknologi.
Cakupan Materi: Dari Scratch ke Python
Struktur materi disusun berbasis empat pilar pembelajaran:
- Dasar-dasar Kecerdasan Buatan & Machine Learning
Siswa dikenalkan pada konsep seperti pengambilan keputusan berbasis data, pola algoritma, dan penggunaan AI dalam kehidupan sehari-hari. - Coding Visual dan Tekstual
- SD & SMP: Scratch dan block-based programming.
- SMA/SMK: Bahasa pemrograman Python, dengan pengenalan sintaksis, logika, dan pemrograman modular.
- Proyek Aplikasi Nyata
Mulai dari pembuatan chatbot sederhana, game edukatif, hingga simulasi berbasis AI. - Etika Digital dan Mitigasi Misinformasi
Pembelajaran ini mengajarkan pentingnya tanggung jawab etis dalam penggunaan teknologi, termasuk kesadaran terhadap penyebaran hoaks dan perlindungan data pribadi.
Kebutuhan Implementasi di Lapangan
Agar kebijakan ini berjalan optimal, pemerintah menyadari perlunya dukungan kuat dari sisi infrastruktur dan sumber daya manusia.
📚 Pelatihan Intensif Mentor
Program pelatihan akan digelar secara nasional bagi mentor-mentor yang diproyeksikan mengajar coding dan AI. Pelatihan ini mencakup:
- Penguasaan materi teknis,
- Metodologi pengajaran interaktif,
- Penerapan pembelajaran berbasis proyek.
🌐 Infrastruktur Sekolah
Setiap sekolah penerima program diwajibkan melakukan:
- Peningkatan akses internet,
- Pengadaan perangkat komputer/tablet yang memadai,
- Penyediaan ruang laboratorium digital.
Program ini akan difokuskan terlebih dahulu pada sekolah-sekolah yang siap secara fasilitas dan SDM, lalu diperluas secara bertahap melalui program pendampingan.
Dampak Jangka Panjang untuk Dunia Pendidikan
Penerapan kurikulum baru ini diharapkan membawa transformasi nyata dalam cara belajar siswa Indonesia, antara lain:
- Mendorong siswa aktif berpikir dan mencipta, bukan hanya menerima informasi.
- Meningkatkan kesadaran digital, termasuk literasi media, keamanan data, dan etika teknologi.
- Memperluas akses terhadap profesi masa depan, seperti software developer, data scientist, dan AI engineer.
Langkah ini juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk menyiapkan sumber daya manusia unggul di sektor teknologi, yang sangat dibutuhkan dalam era Revolusi Industri 4.0 dan 5.0.
Tantangan dalam Penerapan
Meski inovatif, revisi kurikulum ini tentu tidak bebas tantangan:
- Kesenjangan fasilitas antara sekolah kota dan daerah tertinggal masih cukup lebar.
- Jumlah mentor yang memiliki kompetensi teknologi masih terbatas.
- Kekhawatiran orang tua terhadap kompleksitas pelajaran baru seperti AI di usia dini.
Namun pemerintah menyatakan komitmennya melalui program “Sekolah Digital Nasional” dan “Mentor Masa Depan” yang akan mendukung transisi kurikulum ini secara menyeluruh dan bertahap.
Reaksi Masyarakat dan Pakar Pendidikan
Reaksi terhadap revisi kurikulum ini cukup beragam. Kalangan akademisi dan industri menyambut positif, menyebutnya sebagai “langkah progresif dan relevan”. Ketua Umum Asosiasi Mentor Teknologi Indonesia mengatakan:
“Ini bukan sekadar penambahan pelajaran, tapi pengakuan bahwa literasi digital adalah kebutuhan dasar abad ini.”
Sementara itu, sejumlah orang tua dan organisasi mentor meminta agar pemerintah menjamin kesiapan sekolah dan tidak memberlakukan pelajaran baru secara tergesa-gesa.
Penutup: Masa Depan Pendidikan Dimulai Hari Ini
Kurikulum Nasional 2025 bukan hanya revisi administratif, melainkan cermin dari visi besar bangsa dalam mencetak generasi adaptif, kritis, dan inovatif.
Dengan pendekatan deep learning dan penambahan coding serta AI sebagai kurikulum pilihan, Indonesia tengah menyiapkan anak-anak bangsa untuk bukan hanya bersaing, tapi memimpin dalam dunia digital masa depan.
Sumber Artikel : https://www.liputan6.com/
Sumber Gambar : https://swarapendidikan.co.id/
