Luluk Papua Tembus Harvard Berkat LPDP
Daftar Isi
Berasal dari pedalaman Papua tidak membuat Nur Rikazatul Luluk Furu berhenti bermimpi besar. Lahir dalam keterbatasan fasilitas pendidikan dan kesehatan, Luluk justru menjadikan tantangan itu sebagai motivasi untuk terus berjuang. Kini, perjuangan panjangnya berbuah manis. Ia berhasil diterima di Harvard University, Amerika Serikat, melalui program beasiswa LPDP hanya dalam sekali percobaan.
Awal Perjalanan Pendidikan
Sejak kecil, Luluk dikenal sebagai sosok yang tekun belajar. Saat menempuh pendidikan dasar hingga menengah pertama, ia selalu berhasil meraih peringkat pertama di sekolahnya. Sang ayah, yang sangat peduli pada pendidikan, memberikan tantangan agar Luluk tidak hanya “jago kandang”.
“Dari SD sampai SMP aku selalu ranking satu. Ayahku ingin aku bisa berkembang lebih jauh, karena di Papua pendidikan masih sangat terbatas,” ungkap Luluk.
Tantangan itulah yang membuat Luluk memutuskan merantau ke Depok untuk melanjutkan SMA secara mandiri. Keputusan besar ini menjadi pintu awal perjalanan panjangnya menembus pendidikan tinggi dunia.
Inspirasi dari Keluarga
Selain dorongan dari ayah, Luluk juga terinspirasi dari kisah kakeknya yang seorang perawat di Papua. Kakeknya harus menempuh perjalanan panjang dengan perahu demi menjangkau pasien. Kisah itu membuat Luluk bertekad menjadi tenaga medis yang mampu memberi kontribusi nyata bagi masyarakat Papua.
“Cerita kakekku yang harus mendayung hingga berjam-jam ke rumah pasien membuatku sadar betapa sulitnya akses kesehatan di Papua. Dari situ aku ingin menjadi dokter,” katanya.
Akhirnya, Luluk berhasil menembus salah satu perguruan tinggi negeri di Jawa Timur dan menempuh pendidikan S1 Kedokteran.
Pandangan Baru di Dunia Pendidikan
Saat menempuh pendidikan S1, Luluk mulai mengenal dunia yang lebih luas, termasuk kampus-kampus ternama di luar negeri. Ia tertarik dengan program Global Health yang menekankan pendekatan holistik terhadap masalah kesehatan masyarakat.
“Pengalaman di luar Papua membuat aku sadar banyak sekali kekurangan di daerah asal, terutama di bidang kesehatan. Dari situ aku mulai berpikir untuk melanjutkan S2 di bidang Global Health,” tutur Luluk.
Meski banyak teman seangkatannya langsung mengambil spesialisasi setelah S1, Luluk memilih jalan berbeda. Ia memutuskan untuk kembali mengabdi di Papua terlebih dahulu.
Mengabdi di Tengah Keterbatasan
Sebagai satu-satunya dokter di wilayah yang membawahi 10 kampung dengan sekitar 2.000 pasien, Luluk menghadapi tantangan besar. Infrastruktur terbatas, akses internet yang minim, hingga keterbatasan listrik menjadi tantangan sehari-hari.
Namun, kondisi itu justru semakin menguatkan tekadnya untuk mengejar beasiswa luar negeri. Ia menulis esai, memperbarui CV, dan menyusun portofolio prestasi sejak SMA. Bahkan, ia rela menempuh perjalanan 3 jam dengan perahu ke kota terdekat hanya untuk mengunduh materi IELTS.
“Kalau sudah ke kota untuk belanja bahan makanan, aku sekalian download materi belajar. Saat perjalanan pulang naik perahu, aku gunakan untuk mengerjakan latihan soal IELTS,” ceritanya.
Mengejar Beasiswa LPDP
Pada 2024, Luluk memberanikan diri mendaftar beasiswa LPDP jalur afirmasi. Jalur ini memang ditujukan bagi putra-putri daerah yang berasal dari wilayah dengan keterbatasan akses pendidikan.
Berkat ketekunan dan persiapan matang, ia berhasil lolos seleksi. Prestasi ini menjadi titik penting dalam perjalanan mimpinya. “Aku selalu berpikir, meski dari pedalaman Papua tanpa listrik dan internet, aku tetap harus berusaha. Hasilnya bisa apa saja, yang penting aku sudah mencoba,” ujar Luluk.
Tembus Harvard University
Tidak berhenti di situ, Luluk juga mempersiapkan aplikasi ke Harvard University secara paralel. Ia memilih program Medical Sciences in Global Health Delivery, yang sesuai dengan cita-citanya meningkatkan layanan kesehatan di Papua.
“Program Global Health di Harvard adalah yang terbaik di dunia. Banyak organisasi kesehatan global juga berpusat di Amerika, ini kesempatan untuk membangun jaringan dan kolaborasi,” jelasnya.
Berbekal pengalaman mengabdi di Papua, esai aplikasinya terasa autentik dan kuat. Hasilnya, Luluk berhasil diterima di Harvard hanya dalam satu kali percobaan.
Pesan untuk Generasi Muda
Bagi Luluk, mimpi besar bukan hanya milik mereka yang memiliki fasilitas lengkap. Ia menegaskan bahwa siapa pun berhak mencoba, meskipun berasal dari daerah terpencil.
“Jangan takut mencoba. Mungkin ada orang yang lebih pintar atau punya akses lebih baik, tapi bukan berarti hanya mereka yang bisa berhasil. Siapa tahu justru kamu yang berhasil,” pesan Luluk.
Perjalanan Luluk menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan bukan alasan untuk berhenti bermimpi. Dengan tekad, kerja keras, dan ketekunan, impian setinggi Harvard pun bisa digapai dari pelosok Papua.
Sumber Artikel : https://www.medcom.id/
Sumber Gambar : https://www.medcom.id/