Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, SMP Negeri 34 Depok tengah bersiap mengadopsi metode belajar ala Korea Selatan, sebuah sistem yang dikenal karena kedisiplinan, inovasi, dan fokusnya pada pengembangan karakter siswa. Program ini bertujuan untuk menumbuhkan kemandirian, kreativitas, serta kemampuan kolaboratif di kalangan pelajar melalui pendekatan modern berbasis teknologi dan proyek.

Langkah ini menjadi bagian dari strategi sekolah untuk bertransformasi menjadi lembaga pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman dan kebutuhan industri masa depan.

Terinspirasi dari Sistem Pendidikan Korea Selatan

Korea Selatan dikenal memiliki sistem pendidikan yang berhasil mencetak siswa dengan kemampuan tinggi, etos kerja kuat, dan semangat kompetitif. Tidak hanya berorientasi pada nilai akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter dan kemandirian belajar.

Menurut Kepala SMPN 34 Depok, metode pendidikan Korea menekankan pada kolaborasi, pemecahan masalah, serta kreativitas, yang dinilai sejalan dengan arah kebijakan Merdeka Belajar di Indonesia.

“Kami ingin membawa semangat belajar aktif seperti di Korea Selatan, di mana siswa menjadi pusat dari proses pembelajaran. Pengajar berperan sebagai fasilitator, bukan satu-satunya sumber pengetahuan,” ujarnya.

Penerapan Project-Based Learning dan Teknologi Interaktif

Salah satu aspek utama dari metode ini adalah penerapan project-based learning (PBL) — pembelajaran berbasis proyek yang menantang siswa untuk menyelesaikan masalah nyata secara kolaboratif.

Melalui PBL, siswa tidak hanya menghafal teori, tetapi juga menerapkan pengetahuan mereka dalam proyek konkret. Misalnya, dalam pelajaran IPA, siswa diajak merancang alat penyaring air sederhana; atau dalam pelajaran IPS, mereka membuat simulasi ekonomi digital mini.

Selain itu, sekolah akan memperkenalkan teknologi interaktif seperti smartboard, platform e-learning, dan aplikasi pembelajaran berbasis AI untuk mendukung aktivitas di kelas.

“Dengan teknologi, siswa bisa belajar secara personal, menyesuaikan kecepatan mereka sendiri. Ini menjadi kunci agar setiap anak berkembang sesuai potensinya,” jelas salah satu pengajar penggerak SMPN 34 Depok.

Membangun Kemandirian dan Disiplin Belajar

Metode belajar ala Korea juga menekankan self-directed learning, atau pembelajaran mandiri. Siswa didorong untuk mengatur waktu, menetapkan target belajar, dan mengevaluasi hasilnya sendiri.

Hal ini diharapkan dapat menumbuhkan karakter mandiri dan tangguh — nilai-nilai yang sangat dibutuhkan dalam dunia modern yang serba cepat dan kompetitif.

Sekolah akan mengadakan program Learning Journal, di mana setiap siswa mencatat kemajuan dan refleksi belajar harian mereka. Pengajar kemudian akan memberikan umpan balik secara berkala untuk membantu perbaikan proses belajar.

“Kemandirian adalah pondasi kesuksesan. Jika siswa mampu mengatur dirinya sendiri, mereka tidak hanya unggul di sekolah, tapi juga siap menghadapi kehidupan di luar,” tambah kepala sekolah.

Kolaborasi dan Budaya Gotong Royong

Selain mandiri, siswa juga akan dibiasakan bekerja dalam tim lintas kelas dan lintas minat. Setiap proyek dirancang agar melibatkan kolaborasi antar siswa dengan latar belakang kemampuan berbeda.

Kegiatan seperti team challenge, student exchange project, hingga virtual collaboration dengan sekolah di luar negeri akan diperkenalkan secara bertahap.

Program ini tidak hanya bertujuan meningkatkan kemampuan akademik, tetapi juga mengasah keterampilan komunikasi, empati, dan kerja sama — nilai-nilai penting dalam budaya kerja abad ke-21.

“Di Korea, semangat kerja tim sangat kuat. Kami ingin menanamkan hal itu di sini, agar anak-anak terbiasa berkolaborasi, bukan berkompetisi secara sempit,” kata salah satu koordinator kurikulum sekolah.

Kreativitas sebagai Fondasi Inovasi

Dalam sistem Korea, kreativitas tidak hanya dipandang sebagai bakat, melainkan hasil dari proses berpikir terbuka dan latihan berkelanjutan. Karena itu, SMPN 34 Depok akan memperkuat pelajaran seni, desain, dan teknologi kreatif sebagai bagian dari kurikulum.

Siswa diberi ruang untuk mencipta, bereksperimen, dan gagal tanpa takut disalahkan. Sekolah berencana mengadakan “Innovation Week”, di mana siswa menampilkan karya mereka di bidang sains, seni, maupun teknologi.

“Anak-anak perlu ruang untuk berekspresi. Kami ingin sekolah menjadi tempat yang mendorong keberanian berinovasi,” ujar pengajar seni budaya SMPN 34 Depok.

Kemitraan dengan Sekolah di Korea Selatan

Untuk memperkuat penerapan metode ini, SMPN 34 Depok juga menjajaki kerja sama dengan beberapa sekolah di Korea Selatan. Melalui program school partnership, kedua pihak akan saling bertukar pengalaman, kurikulum, dan praktik terbaik dalam mengelola pembelajaran modern.

Selain itu, rencana pertukaran pengajar (teacher exchange) juga tengah disiapkan. Pengajar dari Depok akan mendapatkan pelatihan di Korea, sementara pendidik dari sana akan mengunjungi Indonesia untuk berbagi wawasan tentang pendekatan pendidikan yang sukses.

Dengan dukungan Dinas Pendidikan Kota Depok, inisiatif ini diharapkan menjadi pilot project nasional yang bisa diadopsi oleh sekolah lain di masa depan.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meski menjanjikan, penerapan metode baru ini tentu menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah kesiapan pengajar dan infrastruktur teknologi di sekolah.

Sementara itu, dukungan fasilitas seperti jaringan internet stabil, perangkat multimedia, dan ruang kreatif masih perlu ditingkatkan.

Namun, pihak sekolah optimistis dengan dukungan pemerintah daerah dan komunitas pendidikan, semua tantangan dapat diatasi secara bertahap.

“Kami ingin membuktikan bahwa sekolah negeri pun bisa bertransformasi menjadi lembaga yang modern dan inovatif,” tegas kepala sekolah.

Mendukung Visi Pendidikan Nasional

Langkah SMPN 34 Depok ini sejalan dengan visi Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Kebijakan tersebut menekankan pentingnya pembelajaran yang berpusat pada siswa, berorientasi pada kompetensi, dan mengembangkan karakter pelajar Pancasila.

Dengan mengadopsi pendekatan Korea, SMPN 34 Depok berupaya mempercepat transformasi pendidikan agar lebih relevan dengan kebutuhan global, sekaligus tetap berakar pada nilai-nilai lokal seperti gotong royong dan etika.

Kesimpulan

Adopsi metode belajar ala Korea oleh SMPN 34 Depok menjadi langkah progresif dalam menghadapi tantangan pendidikan abad ke-21. Melalui pendekatan yang menggabungkan teknologi, kreativitas, kolaborasi, dan kemandirian, sekolah ini berkomitmen mencetak generasi pelajar yang tangguh, inovatif, dan siap bersaing di dunia global.


Sumber Artikel : https://berita.depok.go.id/
Sumber Gambar : https://www.radardepok.com/