Setiap tahun, Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) menjadi salah satu jalur paling diminati oleh siswa SMA/SMK/MA di seluruh Indonesia untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri (PTN). Tahun 2026 mendatang, Kemendikdasmen kembali memberikan panduan strategis agar siswa tidak salah langkah dalam menentukan jurusan kuliah yang sesuai dengan minat, bakat, dan prospek masa depan.

Melalui rilis resmi, Kemendikdasmen menekankan bahwa pemilihan jurusan bukan sekadar keputusan akademis, melainkan juga langkah besar dalam menentukan arah karier dan kehidupan jangka panjang.

Mengapa Pemilihan Jurusan Penting?

Kesalahan dalam memilih jurusan sering kali berujung pada penyesalan, bahkan dropout. Data menunjukkan, banyak mahasiswa yang akhirnya pindah jurusan karena merasa tidak sesuai dengan minat dan kemampuan mereka. Oleh sebab itu, Kemendikdasmen menekankan pentingnya kesadaran diri sebelum mengambil keputusan.

Pemilihan jurusan yang tepat mampu:

  • Meningkatkan motivasi belajar.
  • Memperbesar peluang berprestasi di kampus.
  • Membuka jalan karier yang lebih sesuai.
  • Mengurangi risiko stress akademik.

Langkah 1: Kenali Minat dan Bakat

Menurut Kemendikdasmen, langkah pertama yang harus dilakukan siswa adalah mengenali minat dan bakat mereka. Jangan hanya mengikuti tren jurusan populer atau desakan orang tua.

Siswa dapat melakukan tes minat bakat melalui layanan bimbingan konseling di sekolah atau platform daring. Tes ini membantu siswa memahami kecenderungan keilmuan yang lebih cocok, apakah di bidang sains, teknologi, seni, atau sosial.

Langkah 2: Riset Prospek Karier

Jurusan yang dipilih sebaiknya tidak hanya sesuai minat, tetapi juga memiliki prospek karier yang jelas. Misalnya, jurusan teknologi informasi kini semakin diminati seiring perkembangan industri digital.

Kemendikdasmen menyarankan siswa untuk mencari informasi tentang:

  • Tren industri masa depan.
  • Bidang pekerjaan yang paling dibutuhkan.
  • Relevansi jurusan dengan perkembangan teknologi.

Dengan riset yang matang, siswa dapat memastikan bahwa jurusan yang dipilih tidak hanya sesuai dengan passion, tetapi juga memberikan peluang kerja yang luas.

Langkah 3: Pahami Daya Tampung dan Persaingan

SNBP memiliki karakteristik unik, di mana setiap jurusan di PTN memiliki daya tampung yang berbeda-beda. Siswa perlu memahami seberapa besar peluang mereka diterima berdasarkan data tahun sebelumnya.

Kemendikdasmen menekankan pentingnya menyeimbangkan antara jurusan impian dan jurusan realistis. Artinya, siswa boleh memilih jurusan yang bergengsi, tetapi sebaiknya juga menyiapkan alternatif dengan tingkat persaingan yang lebih rendah.

Langkah 4: Diskusikan dengan Pengajar dan Konselor

Pemilihan jurusan tidak seharusnya dilakukan secara terburu-buru dan sendirian. Kemendikdasmen menganjurkan siswa untuk berdiskusi dengan pengajar, wali kelas, atau konselor sekolah.

Pengajar dan konselor biasanya memahami potensi akademik siswa berdasarkan rekam jejak prestasi di sekolah. Dengan masukan yang objektif, siswa bisa mendapat sudut pandang baru sebelum mengambil keputusan final.

Langkah 5: Pertimbangkan Faktor Non-Akademik

Selain aspek akademik, faktor non-akademik juga penting dalam menentukan jurusan. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain:

  • Lokasi kampus dan biaya hidup di daerah tersebut.
  • Dukungan fasilitas kampus.
  • Kesesuaian dengan kondisi kesehatan atau kebutuhan khusus.

Misalnya, seorang siswa yang memiliki minat kuat di bidang kedokteran juga harus mempertimbangkan kesiapan fisik dan mental untuk menempuh pendidikan panjang serta intensif.

Langkah 6: Tetapkan Prioritas dengan Matang

Langkah terakhir adalah menyusun prioritas jurusan secara matang. SNBP biasanya memberikan kesempatan untuk memilih dua program studi di PTN yang berbeda.

Kemendikdasmen menyarankan agar siswa:

  • Menetapkan pilihan pertama sebagai jurusan yang paling diminati.
  • Memilih alternatif kedua yang masih sesuai minat, tetapi dengan peluang diterima lebih tinggi.

Dengan begitu, siswa tetap memiliki cadangan apabila jurusan utama terlalu kompetitif.

Tantangan dalam Pemilihan Jurusan

Meski panduan sudah jelas, masih banyak siswa yang menghadapi tantangan dalam menentukan jurusan. Beberapa di antaranya adalah:

  • Kurangnya informasi yang akurat tentang jurusan.
  • Tekanan dari lingkungan keluarga.
  • Ketakutan akan masa depan yang tidak pasti.

Untuk mengatasi hal ini, Kemendikdasmen terus mendorong sekolah untuk memberikan bimbingan intensif bagi siswa kelas 12 yang akan mengikuti SNBP 2026.

Perspektif Mahasiswa dan Alumni

Sejumlah mahasiswa dan alumni yang berhasil masuk PTN melalui SNBP mengakui bahwa keputusan memilih jurusan sangat memengaruhi perjalanan kuliah mereka.

“Awalnya saya ikut-ikutan teman, tapi akhirnya sadar bahwa minat pribadi jauh lebih penting. Syukurlah saya dapat arahan dari pengajar sebelum memilih jurusan,” ungkap seorang mahasiswa Fakultas Hukum di Yogyakarta.

Cerita seperti ini menunjukkan bahwa bimbingan yang tepat mampu menghindarkan siswa dari keputusan yang salah.

Kesimpulan

Pemilihan jurusan untuk SNBP 2026 bukan sekadar formalitas, melainkan keputusan strategis yang memengaruhi masa depan. Dengan mengikuti enam langkah dari Kemendikdasmen—mulai dari mengenali minat dan bakat hingga menetapkan prioritas—siswa diharapkan bisa lebih bijak dalam menentukan pilihan.

Pada akhirnya, jurusan yang tepat bukan hanya tentang prestise, melainkan tentang kesesuaian dengan diri sendiri dan arah karier jangka panjang.


Sumber Artikel : https://www.detik.com/
Sumber Gambar : https://www.detik.com/