Transformasi pendidikan di Indonesia memasuki babak baru. Teknologi kini tak lagi menjadi sekadar pelengkap, melainkan jantung dari sistem pembelajaran modern. Dalam perkembangan terbaru, pendekatan berbasis Artificial Intelligence (AI) dan deep learning mulai menjadi acuan dalam berbagai jenjang pendidikan, dari dasar hingga perguruan tinggi.

Salah satu contoh paling nyata datang dari Telkom University, yang telah memanfaatkan Large Language Models (LLMs) seperti ChatGPT ke dalam proses pembelajaran di berbagai mata kuliah, termasuk matematika, bahasa Inggris, hingga media kreatif.

Dari Penghafalan Menuju Pemahaman Mendalam

Konsep deep learning dalam konteks pendidikan merujuk pada metode yang menekankan pemahaman menyeluruh, bukan sekadar hafalan. Siswa didorong untuk berpikir kritis, menyelesaikan masalah kompleks, dan melakukan refleksi terhadap apa yang mereka pelajari.

“Dengan pendekatan ini, siswa bukan hanya tahu apa, tapi juga mengerti mengapa dan bagaimana,” ungkap salah satu dosen Telkom University dalam sesi wawancara internal kampus.

Integrasi AI di Telkom University

Penggunaan ChatGPT dan LLM lainnya dalam pengajaran terbukti meningkatkan partisipasi siswa dan memperdalam pemahaman materi. Dalam mata kuliah bahasa Inggris, misalnya, mahasiswa diberi tugas menulis esai dengan bantuan AI sebagai editor virtual. Di kelas matematika, AI digunakan untuk menjelaskan logika di balik rumus, bukan sekadar memberi jawaban akhir.

Dalam studi awal kampus, ditemukan bahwa:

  • 83% mahasiswa merasa proses belajarnya lebih interaktif dan personal
  • 76% dosen menyatakan terbantu dalam merancang materi berbasis kompetensi
  • 68% tugas berbasis AI menghasilkan diskusi kelas yang lebih reflektif dan mendalam

Peran Mentor Berubah: Dari Pengajar Menjadi Fasilitator

Transformasi ini menggeser peran mentor dari “sumber pengetahuan utama” menjadi fasilitator pembelajaran. Mentor kini berfungsi sebagai navigator yang membantu siswa menggunakan teknologi untuk mengeksplorasi ide, menyaring informasi, dan membangun pemahaman.

“Teknologi bukan menggantikan mentor, tapi mendukung mereka untuk fokus pada interaksi yang lebih bermakna,” jelas dosen teknologi pendidikan di Telkom University.

Dengan bantuan analitik data pembelajaran, mentor bisa memetakan kekuatan dan kelemahan tiap siswa, lalu menyesuaikan strategi pengajaran secara real-time.

Education 5.0: Masa Depan Pendidikan yang Inklusif dan Adaptif

Konsep Education 5.0 yang tercantum dalam jurnal pendidikan internasional menggambarkan arah pendidikan masa depan sebagai ekosistem yang terpersonalisasi, kolaboratif, dan berbasis teknologi.

Dalam paradigma ini, tiga teknologi utama menjadi pilar utama:

  • Artificial Intelligence (AI): Membantu dalam kurikulum adaptif dan asesmen otomatis
  • Blockchain: Digunakan untuk sertifikasi digital yang aman dan transparan
  • VR/AR: Menghadirkan simulasi pembelajaran imersif untuk pengalaman belajar yang lebih kontekstual

Paradigma ini menempatkan siswa di pusat proses belajar, dan teknologi digunakan untuk mendukung keberagaman gaya belajar, bukan menyeragamkan metode.

Dampak Langsung pada Siswa dan Mentor

Beberapa perubahan konkret yang kini dirasakan:

🔹 Bagi Siswa:

  • Pembelajaran lebih fleksibel dan sesuai minat pribadi
  • Mendapat umpan balik instan dari AI untuk latihan dan proyek
  • Belajar jadi lebih kontekstual dan relevan dengan kehidupan nyata

🔹 Bagi Mentor:

  • Waktu lebih banyak untuk interaksi tatap muka berkualitas
  • Lebih mudah memantau progres tiap siswa dengan data real-time
  • Dapat mengembangkan kurikulum berbasis project-based learning dan kolaborasi

Tantangan yang Harus Diatasi

Meski potensinya besar, transformasi ini tidak tanpa hambatan. Beberapa tantangan utama yang dihadapi sekolah dan kampus di Indonesia antara lain:

  • Kesenjangan infrastruktur teknologi, terutama di daerah terpencil
  • Kebutuhan pelatihan mentor dalam penguasaan AI dan deep learning
  • Etika penggunaan AI, terutama dalam aspek plagiarisme dan ketergantungan berlebihan
  • Ketersediaan konten digital berkualitas dan lokal relevan

Namun, dengan dukungan kebijakan pemerintah dan kerja sama swasta, tantangan ini bisa diatasi secara bertahap.

Inovasi teknologi tidak hanya memperkaya metode belajar, tapi juga membuka pintu bagi pendidikan yang lebih inklusif—bagi siswa berkebutuhan khusus, daerah 3T, dan kelompok rentan lainnya.

Dengan adopsi AI dan teknologi adaptif, sistem pembelajaran dapat menyesuaikan kebutuhan unik tiap individu, memperluas akses terhadap pendidikan berkualitas.

Kesimpulan: Pendidikan Masa Depan Dimulai Hari Ini

Integrasi AI dan pendekatan deep learning telah memulai revolusi senyap dalam dunia pendidikan Indonesia. Pergeseran dari sistem satu arah menjadi proses dua arah yang interaktif menunjukkan bahwa pendidikan bukan lagi sekadar mentransfer ilmu, tapi membentuk karakter dan kreativitas.

Dengan langkah-langkah konkret yang sudah dimulai, seperti yang dilakukan Telkom University, harapan menuju sistem pendidikan yang adil, inklusif, dan bermakna semakin menjadi kenyataan.

Langkah berikutnya adalah memastikan transformasi ini berkelanjutan, dapat diakses semua kalangan, dan menjaga esensi pendidikan itu sendiri: membentuk manusia seutuhnya.

Sumber Artikel : https://pe.feb.unesa.ac.id/
Sumber Gambar : https://naqibabookstore.com/