Program pendidikan alternatif di Indonesia kembali mencatat tonggak penting. Sekolah Rakyat, lembaga pendidikan berbasis komunitas yang dikenal karena komitmennya dalam pemerataan akses belajar, resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Universitas Tianjin, Tiongkok.
Kesepakatan ini membuka peluang beasiswa penuh dan parsial bagi alumnus Sekolah Rakyat yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi di luar negeri, khususnya di bidang teknologi, pendidikan, dan sosial.

Misi Pendidikan untuk Semua

Kerja sama ini merupakan langkah strategis dalam mewujudkan misi Sekolah Rakyat: pendidikan untuk semua, tanpa batas sosial dan ekonomi. Sejak berdiri, Sekolah Rakyat berfokus pada pemberdayaan anak-anak dari keluarga kurang mampu melalui pendidikan inklusif dan partisipatif.

“Kami ingin memastikan anak-anak dari komunitas yang dulu terpinggirkan kini punya peluang yang sama untuk berkompetisi secara global,” ujar Dr. Ratna.

Fokus pada Pemberdayaan dan Pengembangan Kapasitas

Menurut perwakilan Universitas Tianjin, kerja sama ini tak hanya sekadar beasiswa, tetapi juga bagian dari inisiatif pertukaran akademik dan budaya antara Indonesia dan Tiongkok.
Program ini akan membuka ruang bagi mahasiswa untuk belajar lintas budaya, memperluas wawasan global, serta memperkuat jejaring internasional.

“Kami percaya kolaborasi ini akan menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga tangguh, empatik, dan berpikiran global,” ujar Prof. Zhang Wei, Wakil Rektor Universitas Tianjin.

Langkah Nyata untuk Akses Pendidikan Merata

Inisiatif ini menjadi bukti bahwa Sekolah Rakyat bukan sekadar sekolah alternatif, tetapi gerakan pendidikan rakyat yang terus berkembang dan beradaptasi dengan kebutuhan zaman.
Dalam beberapa tahun terakhir, lembaga ini telah membuktikan bahwa pendekatan berbasis komunitas mampu menghasilkan lulusan yang kompeten dan berdaya saing tinggi.

Banyak alumnus Sekolah Rakyat kini bekerja di sektor pendidikan, wirausaha sosial, hingga teknologi digital.

Seleksi Ketat dan Kriteria Penerima Beasiswa

Beasiswa dari Universitas Tianjin ini akan melalui proses seleksi yang ketat. Calon penerima wajib memenuhi beberapa kriteria, antara lain:

  1. Alumnus aktif Sekolah Rakyat dengan minimal dua tahun pengalaman belajar di lembaga tersebut.
  2. Prestasi akademik dan sosial yang baik, dibuktikan dengan portofolio dan surat rekomendasi dari pengajar.
  3. Kemampuan bahasa Inggris atau Mandarin sesuai standar universitas.
  4. Komitmen untuk kembali berkontribusi di komunitas asal setelah menyelesaikan studi.

Program ini tidak hanya menilai kecerdasan akademik, tetapi juga kepedulian sosial dan semangat kepemimpinan.

Dampak Jangka Panjang bagi Komunitas

Kerja sama ini diproyeksikan akan membawa dampak jangka panjang dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia di komunitas akar rumput.
Dengan akses ke pendidikan tinggi berkualitas, para alumnus akan memiliki kemampuan untuk membangun proyek sosial, mengembangkan inovasi berbasis lokal, dan menjadi agen perubahan di daerah masing-masing.

Pemerintah daerah juga menyambut positif langkah ini.

Peran Alumni dalam Mendorong Kolaborasi Global

Menariknya, inisiatif kerja sama ini tidak lepas dari peran aktif jaringan alumni Sekolah Rakyat. Salah satu alumnus, Merlin Anggraini, yang kini bekerja sebagai peneliti pendidikan di Tiongkok, menjadi penghubung awal antara kedua institusi.

“Model pendidikan seperti ini jarang ada di luar negeri. Mereka kagum bagaimana Sekolah Rakyat bisa mendidik anak-anak dari latar belakang sulit menjadi pemikir kritis dan inovator sosial,” ungkapnya.

Menuju Pendidikan Global yang Inklusif

Dengan MoU ini, Sekolah Rakyat berharap dapat mengirimkan setidaknya 20 alumnus ke Universitas Tianjin pada tahap pertama tahun ajaran 2026. Ke depan, kerja sama ini juga akan mencakup pertukaran dosen, penelitian kolaboratif, dan pengembangan kurikulum berbasis global citizenship.
Karena pendidikan, pada akhirnya, bukan hanya tentang mengejar gelar, tetapi tentang memperluas makna kemanusiaan dan solidaritas lintas bangsa.

Kesimpulan: Pendidikan Tanpa Batas

MoU antara Sekolah Rakyat dan Universitas Tianjin adalah bukti bahwa akses pendidikan tinggi kini tidak lagi menjadi hak eksklusif kelompok tertentu. Dengan visi yang inklusif dan dukungan dari berbagai pihak, setiap anak Indonesia kini punya peluang untuk belajar, tumbuh, dan bersaing di panggung dunia.

Seperti yang disampaikan Dr. Ratna Dewi di akhir acara:

“Pendidikan sejati adalah ketika siapa pun, dari mana pun, bisa bermimpi — dan dunia memberinya jalan untuk mewujudkannya.”