Dunia pendidikan Indonesia memasuki babak baru dengan diluncurkannya National Learning Recovery Program (NLRP) 2025, sebuah inisiatif kolaborasi antara startup edutech Skolla dan Kemendikbudristek. Program ini hadir sebagai upaya strategis untuk mempercepat pemulihan literasi, numerasi, serta pendidikan karakter pasca-pandemi, menggunakan pendekatan teknologi canggih yang disebut Omni Learning.

Target awal program ini mencakup 13.000 siswa dari 50 sekolah di Jakarta dan Jawa Barat. Dengan dukungan teknologi berbasis AI, Machine Learning, hingga AR/VR, NLRP 2025 diharapkan mampu memberikan pengalaman belajar yang lebih interaktif, inklusif, dan adaptif terhadap kebutuhan siswa.

Mengapa NLRP 2025 Penting

Pasca pandemi COVID-19, dunia pendidikan menghadapi tantangan serius berupa learning loss. Banyak siswa mengalami penurunan kemampuan dasar literasi dan numerasi akibat keterbatasan pembelajaran daring.

Di Indonesia, masalah ini menjadi perhatian besar karena kesenjangan pendidikan semakin terasa antara daerah perkotaan dan pinggiran. Kehadiran NLRP 2025 dengan pendekatan Omni Learning diharapkan menjadi solusi untuk mengembalikan dan meningkatkan kualitas pembelajaran, bukan hanya sekadar mengejar ketertinggalan.

Apa Itu Omni Learning?

Omni Learning adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai teknologi modern dalam satu ekosistem. Dalam NLRP 2025, Skolla merancang sistem yang menggabungkan:

  • Artificial Intelligence (AI) untuk memberikan asesmen personal dan rekomendasi belajar yang sesuai dengan profil siswa.
  • Machine Learning yang menganalisis data perkembangan siswa secara real-time sehingga pembelajaran menjadi adaptif.
  • Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) untuk menghadirkan pengalaman belajar imersif, khususnya pada materi sains, teknologi, dan pendidikan karakter.

Pendekatan ini menjadikan proses belajar tidak hanya informatif, tetapi juga menyenangkan dan relevan dengan perkembangan zaman.

Fitur-Fitur Unggulan NLRP 2025

Program ini tidak hanya fokus pada transfer pengetahuan, tetapi juga pada penguatan karakter dan psikologi belajar siswa. Beberapa fitur utamanya meliputi:

  1. Asesmen Psikologi
    Alat evaluasi untuk memahami kondisi mental dan kesiapan belajar siswa, sehingga intervensi bisa lebih tepat sasaran.
  2. Kelas Interaktif (Live Class)
    Pengalaman belajar langsung dengan pengajar melalui sistem daring yang dilengkapi fitur diskusi dua arah.
  3. Video Pembelajaran
    Materi multimedia yang menarik, dikemas ringkas namun mendalam agar lebih mudah dipahami.
  4. Modul Latihan Soal
    Siswa dapat menguji kemampuan mereka melalui soal-soal adaptif yang disesuaikan dengan level kompetensi.
  5. Materi Karakter & Sains Berbasis AR/VR
    Konten imersif yang memungkinkan siswa memahami konsep abstrak secara visual dan interaktif.

Dengan kombinasi fitur ini, siswa tidak hanya belajar lebih cepat, tetapi juga lebih efektif dan bermakna.

Kolaborasi Strategis Skolla & Kemendikbudristek

Peluncuran NLRP 2025 menjadi bukti nyata sinergi antara sektor swasta edutech dan pemerintah. Skolla membawa inovasi teknologi, sementara Kemendikbudristek menyediakan dukungan kebijakan dan akses sekolah.

Menurut pernyataan resmi, program ini diharapkan menjadi pilot project sebelum diperluas ke lebih banyak wilayah di Indonesia. Jika sukses, NLRP 2025 bisa menjadi model nasional untuk pemulihan pendidikan pasca-pandemi.

Arah Masa Depan Pendidikan Indonesia

Inisiatif ini juga merefleksikan arah transformasi pendidikan di Indonesia. Belajar adaptif, berbasis data, dan didukung teknologi imersif akan menjadi wajah baru dunia pendidikan nasional.

Dengan pemanfaatan AI dan AR/VR, proses belajar dapat disesuaikan dengan kebutuhan setiap individu, mengurangi kesenjangan kualitas antara sekolah maju dan sekolah yang masih berkembang.

Lebih jauh, pendekatan ini selaras dengan visi pemerintah untuk membangun generasi emas 2045, yakni generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga unggul dalam kreativitas, kolaborasi, dan karakter.

Tantangan yang Harus Dihadapi

Meski menjanjikan, pelaksanaan program ini tentu tidak lepas dari tantangan. Beberapa isu yang perlu diperhatikan antara lain:

  • Infrastruktur teknologi: Tidak semua sekolah memiliki perangkat AR/VR yang memadai.
  • Kesiapan tenaga pengajar: Pengajar memerlukan pelatihan intensif agar bisa memanfaatkan teknologi Omni Learning secara optimal.
  • Kesenjangan digital: Meskipun dirancang inklusif, masih ada daerah yang minim akses listrik dan perangkat belajar.

Namun, dengan kolaborasi multi-pihak, tantangan ini bisa dijawab secara bertahap.

Harapan dan Dampak Jangka Panjang

Jika berhasil, NLRP 2025 berpotensi membawa dampak sistemik bagi dunia pendidikan Indonesia, antara lain:

  • Mempercepat pemulihan literasi dan numerasi nasional.
  • Meningkatkan keterampilan digital siswa sejak dini.
  • Membuka jalan bagi integrasi teknologi lebih luas di ruang kelas.
  • Mendorong terciptanya ekosistem edutech lokal yang kompetitif secara global.

Dengan kata lain, NLRP 2025 bukan hanya proyek pemulihan, tetapi juga fondasi menuju transformasi pendidikan masa depan.

Kesimpulan

Program National Learning Recovery Program (NLRP) 2025 yang diluncurkan Skolla bersama Kemendikbudristek menjadi tonggak penting dalam perjalanan digitalisasi pendidikan Indonesia. Dengan memanfaatkan Omni Learning yang berbasis AI, Machine Learning, dan AR/VR, inisiatif ini menghadirkan pembelajaran yang lebih adaptif, inklusif, dan menyenangkan.

Langkah ini membuktikan bahwa Indonesia siap menyongsong era pendidikan baru yang berorientasi pada siswa, berbasis teknologi, dan berdaya saing global.


Sumber Artikel : https://inet.detik.com
Sumber Gambar : https://skolla.online/