Indonesia tengah menapaki fase baru dalam dunia pendidikan. Transformasi ini ditandai dengan semakin kuatnya peran teknologi dalam proses belajar mengajar, serta berkembangnya pendekatan humanis dan demokratis. Hal ini terlihat jelas dalam penyelenggaraan Asia Pacific Democratic Education Conference (APDEC) 2025, di mana Indonesia menjadi tuan rumah dengan mengusung tema “Reimagining Future Education”.

Konferensi ini menyoroti integrasi kecerdasan buatan (AI), robotika, sekolah demokratis, dan nilai-nilai keberagaman serta kemanusiaan sebagai elemen kunci dalam pendidikan masa depan.

Teknologi sebagai Akselerator Pendidikan

Pendidikan digital bukan lagi wacana. Kini, berbagai institusi pendidikan baik di Indonesia maupun Asia Tenggara—telah aktif mengeksplorasi pendekatan berbasis teknologi.

Penelitian terkini yang dilakukan di lima universitas terbuka di kawasan Asia Tenggara menunjukkan bahwa mahasiswa sangat mendambakan fitur pembelajaran seperti:

  • Interactive books (buku interaktif)
  • Learning analytics (analitik pembelajaran)
  • Feedback berbasis data
  • Sistem evaluasi otomatis

Temuan ini memperkuat arah baru pendidikan yang lebih personal, responsif, dan berbasis bukti (evidence-based).

Inovasi Telkom University dengan LLM

Di Indonesia, Telkom University menjadi salah satu pelopor integrasi large language models (LLMs) seperti ChatGPT ke dalam kurikulum. Beberapa mata kuliah yang sudah menggunakan teknologi ini antara lain:

  • Matematika
  • Bahasa Inggris
  • Sistem Komputer
  • Media Kreatif

Tujuan utama integrasi ini adalah untuk mengatasi tantangan rasio guru-siswa yang tinggi di sejumlah wilayah. Dengan bantuan LLM, mahasiswa dapat memperoleh pendampingan belajar tambahan, mengakses penjelasan ulang secara instan, serta mengembangkan keterampilan berpikir kritis secara mandiri.

Sekolah Demokratis dan Pendidikan Humanis

Selain sisi teknologis, APDEC 2025 juga menegaskan pentingnya pendekatan sekolah demokratis, di mana siswa memiliki peran aktif dalam pengambilan keputusan, termasuk dalam metode belajar, kurikulum, dan evaluasi.

Model ini mengedepankan:

  • Kebebasan belajar
  • Dialog terbuka antar siswa-guru
  • Pengakuan terhadap keberagaman budaya dan kebutuhan siswa
  • Belajar berbasis projek (project-based learning)

Pendekatan ini dinilai mampu membangun generasi yang lebih empatik, mandiri, dan kritis terhadap isu-isu sosial.

Transformasi Menuju Pendidikan Inklusif

Salah satu pesan kuat dari konferensi ini adalah bahwa pendidikan masa depan harus:

  • Inklusif: Mengakomodasi seluruh latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya
  • Adaptif: Cepat merespons tantangan zaman dan kebutuhan siswa
  • Humanis: Menempatkan kemanusiaan dan keberagaman sebagai landasan utama

Hal ini tidak hanya penting bagi siswa di daerah perkotaan, tapi juga di pelosok yang sering mengalami keterbatasan sumber daya pengajar.

AI dan Masa Depan Guru

Apakah AI akan menggantikan guru? Jawabannya: tidak.

Peran guru justru akan menjadi lebih strategis, sebagai fasilitator, mentor, dan pengarah nilai-nilai kemanusiaan. AI hanya berfungsi sebagai alat bantu untuk mengoptimalkan pembelajaran, bukan sebagai pengganti kehadiran manusia.

Dengan adanya learning analytics, guru dapat melihat performa belajar siswa secara real-time, memahami kesulitan mereka, dan memberi solusi yang tepat.

Proyeksi ke DepanDalam 5–10 tahun ke depan, pendidikan di Indonesia dan Asia Tenggara diperkirakan akan mengalami:

  • Peningkatan penggunaan AI dan LLM
  • Kurikulum adaptif berbasis data
  • Meningkatnya adopsi metode demokratis di sekolah
  • Penyebaran platform pembelajaran digital ke wilayah terpencil

Namun, hal ini memerlukan dukungan penuh dari berbagai pihak pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat luas.

Penutup

Konferensi APDEC 2025 menjadi simbol kuat bahwa pendidikan Indonesia siap menghadapi masa depan. Perpaduan teknologi dan nilai-nilai humanis menjadi landasan utama untuk membentuk sistem pendidikan yang tidak hanya efisien dan inklusif, tetapi juga bermakna dan berkeadilan.

Melalui AI, sekolah demokratis, dan pembelajaran berbasis data, dunia pendidikan melangkah menuju era baru yang lebih cerah, merata, dan membebaskan setiap individu untuk berkembang secara utuh.

Sumber Artikel: https://rm.id/
Sumber Gambar: https://www.permatapuricibubur.com/