Prabowo Dorong 7.000 Sekolah Terintegrasi
Daftar Isi
- 1 Apa Itu Sekolah Terintegrasi?
- 2 Fokus Pembangunan Pendidikan Nasional
- 3 Tiga Pilar Sekolah Terintegrasi
- 4 Kolaborasi dengan Daerah dan Swasta
- 5 Fasilitas dan Teknologi di Sekolah Terintegrasi
- 6 Peningkatan Kompetensi Pengajar
- 7 Pendanaan dan Tahapan Implementasi
- 8 Respon Masyarakat dan Pengamat Pendidikan
- 9 Tantangan dan Harapan ke Depan
- 10 Kesimpulan
omitmennya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui sistem sekolah terintegrasi, yang akan mulai diterapkan secara masif pada tahun 2026.
Program ini disebut akan menjadi salah satu pilar utama dalam membangun generasi emas Indonesia. Pemerintah menargetkan 7.000 sekolah terintegrasi di seluruh wilayah, yang menggabungkan kurikulum formal dengan pendidikan karakter, keterampilan hidup, dan pengembangan teknologi.
Apa Itu Sekolah Terintegrasi?
Istilah “sekolah terintegrasi” mengacu pada model pendidikan yang memadukan berbagai aspek pembelajaran ke dalam satu sistem terpadu. Tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga menanamkan nilai moral, nasionalisme, kesehatan, hingga kemandirian ekonomi sejak dini.
Konsep ini menempatkan sekolah sebagai pusat pengembangan karakter dan keterampilan abad ke-21. Para siswa tidak hanya diajarkan pelajaran seperti matematika atau bahasa, tetapi juga mendapatkan pelatihan vokasi, kegiatan kewirausahaan, pertanian modern, teknologi digital, dan kebugaran fisik.
Tujuannya sederhana namun mendasar — menciptakan generasi muda Indonesia yang cerdas, sehat, berdaya saing, dan berkarakter kuat.
Fokus Pembangunan Pendidikan Nasional
Dalam beberapa tahun terakhir, kesenjangan kualitas pendidikan antarwilayah masih menjadi tantangan besar. Sekolah di kota besar memiliki fasilitas lebih lengkap, sementara banyak sekolah di daerah tertinggal belum mendapatkan akses yang sama.
Melalui program sekolah terintegrasi, Prabowo ingin memastikan setiap anak Indonesia memiliki kesempatan yang setara untuk berkembang.
“Pendidikan adalah fondasi kemandirian bangsa. Kita harus pastikan anak-anak di pelosok memiliki akses yang sama dengan di kota besar,” ujar Prabowo dalam sebuah pernyataan resmi.
Selain pemerataan, pemerintah juga menekankan pentingnya transformasi metode pembelajaran, agar lebih relevan dengan kebutuhan zaman dan perkembangan teknologi.
Tiga Pilar Sekolah Terintegrasi
Model sekolah terintegrasi yang akan diterapkan pemerintah mengacu pada tiga pilar utama, yaitu:
- Pendidikan Akademik dan Karakter
Fokus pada pembentukan pengetahuan dasar sekaligus nilai moral dan etika. Kurikulum dirancang untuk memperkuat literasi, numerasi, dan karakter kebangsaan. - Pelatihan Keterampilan dan Teknologi
Siswa akan diperkenalkan pada teknologi digital, robotika, serta pelatihan vokasi berbasis potensi daerah. Tujuannya agar lulusan siap menghadapi tantangan dunia kerja dan ekonomi masa depan. - Pendidikan Jasmani dan Ketahanan Pribadi
Mengadopsi konsep school of resilience, siswa akan dilatih dalam olahraga, kedisiplinan, dan manajemen diri. Kesehatan fisik dan mental menjadi bagian tak terpisahkan dari proses pendidikan.
Dengan pendekatan ini, sekolah tidak lagi menjadi tempat belajar pasif, tetapi pusat pengembangan karakter dan kompetensi multidimensi.
Kolaborasi dengan Daerah dan Swasta
Program ambisius ini tidak hanya akan dijalankan oleh pemerintah pusat, tetapi juga melibatkan pemerintah daerah dan sektor swasta.
Kementerian Pendidikan akan menggandeng berbagai pihak, termasuk industri, BUMN, dan lembaga pendidikan nonformal, untuk memperkuat infrastruktur dan pelatihan tenaga pendidik.
Beberapa pemerintah provinsi seperti Jawa Barat, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan sudah menyatakan kesiapan mereka untuk mendukung proyek percontohan sekolah terintegrasi mulai 2026.
Selain itu, pihak swasta diharapkan berperan dalam penyediaan teknologi, pelatihan pengajar, dan dukungan fasilitas pembelajaran digital.
Fasilitas dan Teknologi di Sekolah Terintegrasi
Setiap sekolah terintegrasi akan dilengkapi dengan fasilitas modern seperti:
- Laboratorium komputer dan sains.
- Ruang pelatihan vokasi.
- Perpustakaan digital dan ruang multimedia.
- Area olahraga dan pelatihan fisik.
- Program pertanian atau kewirausahaan berbasis lokal.
Selain itu, sistem pembelajaran digital (e-learning) akan diterapkan untuk memperluas akses dan meningkatkan efektivitas pengajaran, terutama di daerah terpencil.
Teknologi kecerdasan buatan (AI) dan analitik data juga akan mulai dimanfaatkan untuk memantau perkembangan siswa dan menyesuaikan materi belajar sesuai kemampuan individu.
Peningkatan Kompetensi Pengajar
Tak kalah penting, pemerintah akan fokus pada pelatihan pengajar agar siap menghadapi perubahan sistem pendidikan.
Kementerian Pendidikan akan meluncurkan program sertifikasi dan digital training bagi tenaga pengajar di sekolah-sekolah terintegrasi. Pengajar akan dibekali keterampilan mengajar berbasis teknologi, manajemen kelas modern, hingga pendidikan karakter.
Langkah ini diyakini dapat memperkuat peran pengajar sebagai fasilitator pembelajaran, bukan sekadar pengajar.
Pendanaan dan Tahapan Implementasi
Pemerintah telah menyiapkan rencana multi-tahap untuk pembangunan 7.000 sekolah terintegrasi ini.
- Tahun 2025 – Tahap persiapan: pembentukan tim nasional, perencanaan anggaran, dan pemilihan lokasi.
- Tahun 2026 – Pembangunan fisik tahap pertama dan penerapan kurikulum uji coba di 1.000 sekolah.
- Tahun 2027–2030 – Ekspansi hingga 7.000 sekolah di seluruh provinsi.
Pendanaan proyek akan bersumber dari APBN, kerja sama investor pendidikan, serta dukungan CSR perusahaan nasional dan internasional.
Respon Masyarakat dan Pengamat Pendidikan
Program ini disambut positif oleh berbagai kalangan. Para pengamat pendidikan menilai langkah ini sebagai upaya nyata untuk menyeimbangkan kualitas akademik dan keterampilan praktis di dunia kerja.
Namun, beberapa pihak mengingatkan bahwa keberhasilan program akan bergantung pada kesiapan tenaga pengajar dan infrastruktur daerah.
“Sekolah terintegrasi sangat potensial, tapi harus dipastikan pengajar dan kurikulumnya benar-benar siap. Jangan hanya fisiknya yang megah,” ujar pengamat pendidikan Universitas Negeri Jakarta, Dr. Ratna Kusuma.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Tantangan utama dalam penerapan sekolah terintegrasi adalah pemerataan kualitas antara wilayah perkotaan dan pedesaan. Selain itu, masih ada kendala seperti akses internet, sumber daya pengajar, dan kesiapan teknologi.
Namun, pemerintah optimistis bahwa dengan koordinasi lintas kementerian dan dukungan masyarakat, visi 7.000 sekolah terintegrasi dapat terwujud sesuai target.
Langkah ini diyakini akan menjadi fondasi kuat dalam membangun generasi unggul Indonesia 2045 — generasi yang cerdas, tangguh, dan siap bersaing secara global.
Kesimpulan
Program 7.000 sekolah terintegrasi yang dicanangkan Prabowo Subianto bukan sekadar proyek infrastruktur pendidikan, melainkan transformasi sistem belajar nasional.
Dengan menggabungkan pendidikan akademik, keterampilan hidup, dan karakter bangsa, sekolah terintegrasi diharapkan menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Mulai 2026, Indonesia akan memasuki babak baru dalam dunia pendidikan — masa di mana setiap sekolah menjadi pusat inovasi, karakter, dan masa depan bangsa.
Sumber Artikel : https://www.detik.com/
Sumber Gambar : https://www.detik.com/
