Semangat Baru Siswa Sekolah Rakyat
Daftar Isi
Di sebuah asrama sederhana milik Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) di Samarinda, Kalimantan Timur, pagi-pagi sekali terdengar suara adzan Subuh. Salah satu siswa yang paling mencuri perhatian adalah Ahmad Faris (15). Ia tidak seperti siswa lain saat masa sekolahnya dulu — karena ia sempat dua tahun berhenti sekolah. Niaga.Asia
Latar Belakang
Faris berasal dari keluarga sederhana. Ia sempat menjadi korban olok-olok di sekolah sebelumnya karena bentuk tubuhnya yang “berisi”—menjadi sasaran bullying hingga akhirnya memilih untuk berhenti bersekolah. “Semuanya dapat. Makan juga dapat, enak-enak,” katanya dalam sebuah wawancara, mengenang hari ketika ia diterima kembali di Sekolah Rakyat. Niaga.Asia
Titik Balik
Masuk ke Sekolah Rakyat mengubah banyak hal dalam hidupnya. Di sekolah ini, ia tidak hanya mendapatkan kesempatan belajar tanpa biaya yang membebani keluarga, tetapi juga tinggal di asrama dengan lingkungan yang mendukung dirinya untuk bangkit dari keterpurukan. Rutinitasnya kini pun berbeda: tugas harian, bangun pagi, salat Subuh, — semuanya membentuk karakter mandiri. Niaga.Asia
Harapan dan Mimpi
Faris kini kembali ke bangku kelas 1 SMP dan punya mimpi besar: menjadi pilot. Meskipun ia tertinggal dua tahun dari teman-teman sebayanya, tekadnya tidak patah. Ia terus belajar, mengejar ketertinggalan, dan bersemangat untuk membuktikan bahwa latar belakang dan hambatan bukan penghalang untuk meraih masa depan. Niaga.Asia
Dampak untuk Pendidikan Inklusif
Kisahnya menjadi contoh nyata bagaimana program seperti Sekolah Rakyat dapat menjadi mekanisme inklusi pendidikan: membuka akses bagi siswa dari keluarga kurang mampu, yang semula hampir putus sekolah atau berhenti karena stigma, biaya, ataupun tantangan sosial. Dengan dukungan fasilitas dan lingkungan yang tepat, siswa seperti Faris mampu menemukan kembali semangat belajar. Niaga.Asia
Rekomendasi untuk Stakeholder
- Bagi sekolah & pembuat kebijakan: Penting menyediakan lingkungan ramah yang menangani aspek psikososial siswa—termasuk korban bullying.
- Bagi orang tua dan wali: Pantau anak yang sempat berhenti sekolah atau mengalami tekanan sosial. Dukungan keluarga penting untuk pemulihan semangat belajar.
- Bagi siswa: Jangan menyerah ketika menghadapi hambatan. Lingkungan yang mendukung dan tekad kuat bisa membuka jalan kembali ke bangku pendidikan.
Kesimpulan
Ahmad Faris menunjukkan bahwa pendidikan bukan semata-mata soal kehadiran di sekolah, tetapi tentang bagaimana kesempatan diberikan, semangat diperkuat, dan mimpi kembali dipupuk. Kisahnya di Sekolah Rakyat Terintegrasi Samarinda menyampaikan pesan: meski sempat berhenti, masih ada jalan untuk kembali dan meraih masa depan yang lebih baik. Semangat dan dukungan lingkunganlah yang menggerakkan perubahan itu.