Digitalisasi pendidikan di Indonesia kembali menyentuh babak baru melalui penerapan E-Rapor SD secara nasional mulai tahun ajaran 2025/2026. Kebijakan ini menjadi bagian dari transformasi sistem penilaian dalam Kurikulum Merdeka, yang menekankan akurasi, transparansi, serta efisiensi administrasi bagi pengajar. Pemerintah berharap langkah ini dapat mengurangi beban administratif pendidik sekaligus memastikan data perkembangan belajar siswa tercatat secara sistematis.

Program ini juga sejalan dengan agenda Kementerian Pendidikan untuk memperkuat ekosistem pendidikan berbasis data. Dengan sistem penilaian digital, proses pemantauan mutu belajar dapat dilakukan secara lebih mudah, cepat, dan terintegrasi di seluruh wilayah Indonesia. Meskipun implementasi masih membutuhkan adaptasi, berbagai pihak menyambut positif langkah digitalisasi ini.

Langkah Besar Menuju Administrasi Pendidikan Modern

E-Rapor bukan hal baru di dunia pendidikan. Sistem ini telah digunakan di tingkat SMP dan SMA/SMK selama beberapa tahun terakhir. Namun, penerapannya pada jenjang SD menjadi tonggak penting, mengingat jumlah siswa SD merupakan yang terbesar dibandingkan jenjang pendidikan lainnya.

Dengan penerapan nasional, seluruh sekolah dasar—baik negeri maupun swasta—akan menggunakan platform penilaian yang sama. Pengajar tidak lagi menyusun laporan hasil belajar secara manual, melainkan menginput data melalui sistem terintegrasi yang telah disediakan pemerintah.

Sistem ini memuat berbagai fitur utama seperti:

  • Rekap hasil belajar berdasarkan mata pelajaran
  • Penilaian sikap dan projek
  • Penyimpanan data portofolio siswa
  • Fitur analisis perkembangan belajar
  • Integrasi dengan platform pendidikan pemerintah

Semua data akan tersimpan secara aman dalam sistem yang dapat diakses oleh sekolah, dinas pendidikan, dan orang tua sesuai hak aksesnya.

Mengurangi Beban Administratif Pengajar

Salah satu tujuan utama digitalisasi penilaian adalah mengurangi beban kerja pengajar yang selama ini terbebani oleh proses administrasi yang panjang. Pembuatan rapor manual sering memakan waktu berhari-hari, bahkan berminggu-minggu, terutama bagi sekolah dengan jumlah siswa yang besar.

Dengan E-Rapor, proses penginputan nilai dapat dilakukan secara bertahap, fleksibel, dan tersimpan otomatis. Pengajar hanya perlu meninjau konsistensi data sebelum menerbitkan rapor pada akhir semester.

Sistem digital juga meminimalkan risiko kesalahan input, kehilangan data, atau perbedaan format raport antar sekolah. Sebagai standar nasional, E-Rapor memberikan kerangka kerja yang seragam bagi seluruh pengajar SD.

Memperkuat Peran Orang Tua dalam Pemantauan Belajar

Salah satu keunggulan E-Rapor adalah kemudahan akses bagi orang tua ketika sekolah membuka fitur tersebut. Mereka dapat memantau nilai harian, perkembangan projek, dan catatan pengajar tanpa harus menunggu pembagian rapor semester.

Transparansi ini diharapkan dapat:

  • Meningkatkan komunikasi antara pengajar dan orang tua
  • Mempercepat pendampingan belajar di rumah
  • Memberikan gambaran lebih jelas tentang kekuatan dan tantangan anak

Peran keluarga sebagai mitra sekolah pun menjadi lebih optimal.

Dukungan Pemerintah dan Tantangan Implementasi

Pemerintah menegaskan bahwa pelatihan pengajar menjadi bagian penting dalam implementasi E-Rapor nasional. Program Bimtek dan pendampingan digital akan dilakukan secara bertahap untuk memastikan setiap sekolah dapat mengoperasikan sistem tersebut dengan baik.

Namun, sejumlah tantangan masih membayangi, terutama bagi sekolah-sekolah di daerah yang belum memiliki:

  • Infrastruktur internet memadai
  • Peralatan TIK yang cukup
  • Tenaga pendidik yang terbiasa menggunakan perangkat digital

Untuk itu, pemerintah menyiapkan skema pendukung berupa bantuan perangkat, peningkatan akses jaringan, dan pendampingan bagi daerah 3T.

Perubahan Format Penilaian dalam Kurikulum Merdeka

E-Rapor SD 2025 juga telah disesuaikan dengan karakter Kurikulum Merdeka yang menekankan penilaian berbasis kompetensi. Dengan sistem digital, format penilaian kini mencakup:

  1. Capaian Pembelajaran (CP)
    Penilaian berfokus pada sejauh mana siswa memahami kompetensi inti yang ditetapkan.
  2. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
    Nilai projek akan terintegrasi dalam sistem dan tercatat secara otomatis.
  3. Penilaian Formatif dan Sumatif
    Setiap aktivitas belajar yang relevan dapat dimasukkan ke dalam sistem secara fleksibel.
  4. Catatan Perkembangan Individu
    Pengajar dapat menambahkan catatan personal untuk membantu pemantauan jangka panjang.

Digitalisasi ini membuat laporan belajar bukan sekadar angka atau predikat, tetapi gambaran menyeluruh tentang perkembangan siswa.

Manfaat Jangka Panjang untuk Sekolah dan Siswa

Jika implementasi berjalan optimal, digitalisasi penilaian ini memiliki sejumlah dampak positif jangka panjang, antara lain:

  • Data belajar siswa tersimpan rapi hingga tingkat nasional
  • Analisis mutu pendidikan dapat dilakukan secara real-time
  • Sekolah dapat memetakan kebutuhan pembelajaran secara lebih presisi
  • Penyusunan kebijakan berbasis data semakin akurat
  • Siswa memperoleh laporan perkembangan yang lebih kaya dan informatif

Ekosistem pendidikan berbasis data juga memberikan peluang lebih besar bagi pemerintah untuk mendeteksi kesenjangan pendidikan secara cepat dan melakukan intervensi tepat sasaran.

Kesimpulan

Penerapan E-Rapor SD nasional pada 2025 adalah langkah progresif bagi digitalisasi pendidikan Indonesia. Kebijakan ini tidak hanya memperkuat administrasi sekolah, tetapi juga mengoptimalkan pemantauan perkembangan belajar siswa secara lebih modern dan terstruktur.

Meski masih terdapat tantangan, komitmen pemerintah dalam menghadirkan sistem pendidikan yang lebih efisien dan adaptif patut diapresiasi. Dengan kolaborasi antara pengajar, sekolah, pemerintah daerah, dan orang tua, digitalisasi penilaian ini berpotensi menjadi pilar penting dalam transformasi pendidikan Indonesia.


Sumber Artikel : https://www.kompas.com/
Sumber Gambar : https://www.kompas.com/