Di tengah realitas pahit jutaan anak Indonesia yang terpaksa berhenti sekolah karena keterbatasan ekonomi, muncul satu kisah yang mampu menyalakan kembali harapan. Adalah Nizar Abduh Zahir, seorang pemuda yang lahir dari keluarga sederhana namun memiliki semangat besar untuk menembus batas keadaan.

Sejak kecil, Nizar sudah memahami bahwa pendidikan adalah satu-satunya jalan untuk memperbaiki nasib. Namun, perjalanan menuju cita-citanya tidak mudah. Ayahnya bekerja serabutan, sementara ibunya berjualan kecil-kecilan untuk membantu ekonomi keluarga. Kondisi itu membuat Nizar harus mencari cara agar tetap bisa melanjutkan sekolah tanpa memberatkan orang tuanya.

Perjuangan dari Nol

Nizar mulai membantu ibunya sejak duduk di bangku sekolah dasar. Setiap pagi, ia mengantarkan dagangan sebelum berangkat belajar. Waktu bermain nyaris tak dimilikinya, tapi semangatnya tidak pernah surut. “Saya tahu pendidikan adalah tiket keluar dari kemiskinan,” ujarnya dalam sebuah wawancara inspiratif.

Di masa SMP, tantangan semakin berat. Banyak teman sebayanya memilih berhenti sekolah untuk bekerja. Namun Nizar menolak menyerah. Ia justru mencari beasiswa dan aktif mengikuti lomba akademik demi mendapat pengakuan serta peluang bantuan pendidikan.

Langkah Menuju Perubahan

Ketekunan Nizar akhirnya membuahkan hasil. Ia berhasil meraih beasiswa hingga ke perguruan tinggi, menjadi satu di antara segelintir siswa dari desanya yang mampu melanjutkan kuliah. Di kampus, Nizar dikenal bukan hanya karena kecerdasannya, tapi juga kepeduliannya terhadap isu sosial.

Ia mendirikan sebuah komunitas bernama “Langkah Harapan” — wadah yang fokus membantu anak-anak kurang mampu agar tidak putus sekolah. Dengan dana terbatas, Nizar dan teman-temannya mengadakan kelas belajar gratis di rumah warga serta kampanye donasi alat tulis dan buku bekas.

“Bagi saya, membantu orang lain adalah bentuk rasa syukur. Saya tidak ingin hanya sukses sendiri,” kata Nizar dengan senyum tulus.

Menginspirasi Generasi Baru

Kisah perjuangan Nizar menyebar luas di media sosial. Banyak netizen yang terinspirasi oleh kegigihannya dalam menyeimbangkan studi, kerja, dan aktivitas sosial. Tak sedikit pula yang menyebutnya sebagai wajah harapan generasi muda Indonesia.

Menurut data UNICEF, lebih dari 4 juta anak Indonesia masih berisiko putus sekolah karena faktor ekonomi. Dalam situasi ini, kisah seperti Nizar menjadi penting — bukan sekadar cerita heroik, tetapi juga bukti nyata bahwa akses pendidikan bisa diperjuangkan dengan tekad dan solidaritas.

Dampak dan Harapan ke Depan

Kini, Nizar telah lulus dengan predikat cumlaude dan bekerja di sebuah lembaga pendidikan non-profit. Ia tetap aktif turun ke lapangan, mengajar anak-anak dari keluarga tidak mampu. “Saya ingin mereka tahu, mereka juga bisa seperti saya — bahkan lebih baik,” ujarnya penuh semangat.

Pemerintah memang telah menggulirkan berbagai program pendidikan gratis, namun peran masyarakat tetap penting untuk menjembatani celah yang belum tersentuh. Nizar percaya bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil.

“Kalau setiap orang mau menyumbang waktu, tenaga, atau pengetahuan, kita bisa bantu ribuan anak tetap sekolah,” tegasnya.

Kisah Nizar bukan hanya tentang perjuangan seorang anak desa yang berhasil menembus keterbatasan. Lebih dari itu, ini adalah refleksi tentang arti harapan, ketekunan, dan tanggung jawab sosial. Ia membuktikan bahwa di tengah keterbatasan, masih ada ruang bagi mimpi untuk tumbuh — selama seseorang berani berjuang dan tidak berhenti percaya.


Sumber Artikel : https://lifestyle.sindonews.com/
Sumber Gambar : https://entertainment.kompas.com/